Sabtu, 13 Agustus 2011

Pilih Mana, Tingkatkan Kekuatan atau Perbaiki Kelemahan ?..


Ngomong-ngomong, demi menjadi seorang pemenang, manakah yang harus anda titik-beratkan, kekuatan atau kelemahan ? Idealnya sih, dua-duanya. Kekuatan ditingkatkan, kelemahan diperbaiki. Iya’ kan ? Ya iya ! Tapi, tolong dipahami sungguh-sungguh, sumber-sumber yang anda miliki sangatlah terbatas. Mau tidak mau, anda mesti memilih salah satu dan merelakan yang lain. Lantas, apa pilihan anda ? Saran saya, tingkatkan kekuatan. Sekali lagi, tingkatkan kekuatan. Bukan memperbaiki kelemahan.

-Katakanlah, anda jago negosiasi tapi bego kalkulasi.

-Dengan mengasah kemahiran negosiasi, maka efektivitas negosiasi anda akan terdongkrak, misalnya dari semula nilai 7 menjadi nilai 9.

-Dengan mengasah kemahiran kalkulasi, maka efektivitas kalkulasi anda akan terdongkrak, misalnya dari semula nilai 5 menjadi nilai 7.

-Nah, berdasarkan ilustrasi barusan, apa komentar anda ? Terus, anda mau tahu apa komentar saya ? Baiklah, baiklah.

-Pilihan pertama jelas-jelas lebih menguntungkan. Dengan efektivitas negosiasi mencapai nilai 9, bukan mustahil anda menjadi jawara untuk urusan negosiasi-tak terkalahkan oleh siapapun. Iya’ kan ?

-Pilihan kedua ? Dengan efektivitas kalkulasi cuma nilai 7, yah, anda cuma jadi orang yang biasa-biasa saja untuk urusan kalkulasi. Dan pastinya tidak sedikit orang yang sanggup mengalahkan anda untuk urusan yang satu ini. Iya’ kan ?

-Kalaupun anda memang bego untuk urusan kalkulasi, apa yang harus anda lakukan hanyalah mencari mitra yang jago untuk urusan tersebut. Cuma itu ! Selesai !

-Memperbaiki kelemahan hanya mengubah anda dari orang di bawah rata-rata menjadi orang rata-rata.

-Meningkatkan kekuatan akan mengubah anda dari orang rata-rata menjadi orang di atas rata-rata.

-Terbukti, kebanyakan orang menjadi pemenang di muka bumi ini karena telah meningkatkan kekuatan. Amat langka karena telah memperbaiki kelemahan.

-Selain lebih menghasilkan, kekuatan inilah yang akan lebih membahagiakan. Bagi anda, ini semacam panggilan jiwa-bukan semata panggilan kerja.

-Lantaran menghasilkan dan membahagiakan, maka dengan senang hati anda terus-menerus mendalaminya. Dan jadilah ini satu keunggulan yang berkelanjutan bagi anda. Bagaikan suatu keajaiban. Saya menyebutnya Pembeda Abadi.

-Pada akhirnya, keluarlah seluruh potensi anda. Nah, kalau sudah maksimal begitu, bisa jadi efektivitas negosiasi anda melampaui nilai 9, mendekati nilai 10.

-Seorang anak yang berbakat berhitung, mestinya bakat berhitung ini yang terus-menerus diasah. Bukannya malah mencari-cari kelemahan si anak dan mengasah kelemahan tersebut.

-Seekor ular kecil mempunyai bakat alami dalam mematuk. Jangan pernah melatihnya untuk membelit. Sebaliknya, seekor ular besar mempunyai bakat alami dalam membelit. Jangan pernah melatihnya untuk mematuk.

Sumber : 7 Keajaiban Rezeki – Ippho Santosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar