Senin, 03 Oktober 2011

Perusahaan Lateral : Ryanair..


Terlalu buruk itu bisa berarti baik! Sungguh, kalimat pembuka barusan bukanlah permainan kata-kata. Bukan pula retorika. Itu adalah fakta. Seratus persen! Anda tidak harus menyandang gelar Master hanya untuk memahaminya.

Contohnya Ryanair, yang merupakan sebuah low-cost carrier di Eropa. Namanya low-cost carrier, pastilah tiketnya murah. Bahkan uniknya, 25% dari kursinya gratis. Sebenarnya kalau cuma bicara murah, Southwest Airline, JetBlue Airways, dan Air Asia sudah jauh-jauh hari melakoninya. Namun, terlepas dari itu semua, Ryanair dapat dikatakan sebagai salah satu maskapai paling buruk di sana.

Betapa tidak? Kursi yang anda duduki tidak bisa direbahkan. Kantong dibelakang kursi pun tidak ada. (Pst, itu artinya semakin banyak ruang yang tersedia dan semakin banyak pula penumpang yang bisa terangkut.) Tidak cukup sampai di situ. Anda juga akan dibebani biaya tambahan jika ingin memilih kursi, memeriksa bagasi, atau memakai kursi roda. Sungguh, pelayanan yang sangat buruk.

Minuman gratis? Jangan harap! Mereka menjual air, kudapan, dan segalanya. Penerbangan jarak jauh? Jangan harap! Mereka hanya meladeni penerbangan jarak dekat. Bandara primer? Sudah saya bilang, jangan harap! Mereka hanya menangani bandara sekunder. Konter tiket? Ah, mereka tidak menggalakkannya. Mereka menjual 98% tiketnya via internet (sementara Southwest cuma 59%). Dampaknya bagi Ryanair, biaya administrasi dan komisi agen perjalanan dapat ditekan.

Selain itu, Ryanair berusaha making money dari pemasangan iklan di sekujur pesawat (tak lama lagi, iklan di meja lipat penumpang) dan penawaran aneka barang oleh pramugari. Bahkan situs resminya tidak luput dari penawaran produk. Selanjutnya Ryanair juga coba menjalin kerja sama dan making money sebisa-bisanya dari pihak hotel, mobil sewaan, paket ski, dan asuransi perjalanan. Betul-betul cara making money yang buruk!    

Hanya itu? Tidak, tidak. Tanpa malu secuil pun, pimpinan Ryanair sempat berceloteh, “Kami ahlinya publisitas murahan.” Dan ia membuktikannya. Umpamanya, demi promosi penerbangan ke Roma, ia rela mengenakan kostum Paus. Pernah pula ia mengendarai tank ke kantor pesaing. Ternyata, pelayanan yang buruk, cara making money yang buruk, serta promosi yang buruk malah mendongkrak laba Ryanair hampir 40% pada periode tertentu. Yap, terlalu buruk itu bisa berarti baik.

Ladies and gentlemen, cukuplah sudah paparan mengenai ‘terlalu buruk itu bisa berarti baik’. Melalui paparan tersebut, sebenarnya saya hanya ingin menegaskan bahwa di dalam pertarungan bisnis yang serba carut-marut, hiruk-pikuk, dan hingar –bingar dewasa ini, kadang kala anda membutuhkan pendekatan-pendekatan yang lateral, tidak lagi linear. Kontroversial, tidak lagi konvensional. Gebrakan, bukan sekedar gerakan. Kendati mulanya pendekatan-pendekatan tersebut dicap buruk –bahkan terlarang- oleh kebanyakan orang.

Sumber : 10 Jurus Terlarang – Ippho Santosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar